MENCARI PIJAR
Gelap telah membatu dilorong-lorong
hitam menempel
dan mataku mencari makna yang kau kirim lewat bunga mawar dan secangkir kopi
kedalam jiwa aku berenang
mungkin permata tertanam disini.
diakhir pengembaran anak-anak merpati
dimana senja
dimana jingga
dimana pagi
kemana mimpi
semuanya menjadi satu warna menakutkan
yang menaklukan kesombonganku
maka semuanya menghilang dalam pertanyaan-pertanyaan
tanpa jawaban
Gelap tanpa pendaran cahaya
dimana pijar
yang merubah warna langit
dimana pijar yang menjadi penuntun jalan pulang
aku terpenjara berabad-abad
meratapi kepalsuan pil eksotan
JANGAN PERCAYA
kalau nanti kau temukan dia
lelaki tampan berwajah klimis
yang menjanjikan kepuasan tiada tara
hanya dengan menghisap lintingan ganja
jangan percaya
tinggalkan saja
lelaki itu adalah setan yang merubah wajah menjadi manusia
kalau nanti kau temukan dia
lelaki tampan berwajah klimis
yang menjanjikan kepuasan tiada tara
hanya dengan menghisap lintingan ganja
jangan percaya
tinggalkan saja
lelaki itu adalah setan yang merubah wajah menjadi manusia
BELAJAR DARI MATAHARI
jika pagi ini kau kian terpenjara
sempatkan waktumu memandang matahari yang kian tua
nyawanya adalah cinta
tak pernah lelah menyinari jagat raya
terang benderang
putih
keikhlasan yang menyinari
waktu dan peradaban
terang benderang
biarkan cahaya itu membakar jiwamu untuk bangkit dan
menulis catatan jiwa yang terpenjara
menjadi titik pesona kebesarannya
jika siang ini kau masih terpenjara
biarkan sinar matahari itu menembus terali besi
menembus tulang pepohonan
menyuntikkan warna bagi daun-daun
lalu kau nikmati keteduhannya
terang benderang
memancarkan kerinduan akan
ia pasti datang pada saat pagi memanggilnya
dan pergi berbaring pada
jika pagi ini kau kian terpenjara
sempatkan waktumu memandang matahari yang kian tua
nyawanya adalah cinta
tak pernah lelah menyinari jagat raya
terang benderang
putih
keikhlasan yang menyinari
waktu dan peradaban
terang benderang
biarkan cahaya itu membakar jiwamu untuk bangkit dan
menulis catatan jiwa yang terpenjara
menjadi titik pesona kebesarannya
jika siang ini kau masih terpenjara
biarkan sinar matahari itu menembus terali besi
menembus tulang pepohonan
menyuntikkan warna bagi daun-daun
lalu kau nikmati keteduhannya
terang benderang
memancarkan kerinduan akan
ia pasti datang pada saat pagi memanggilnya
dan pergi berbaring pada
ENGKAU HARUS BERANI
Atas nama beribu rasa sakit yang mengancam cinta
Engkau harus berani menepis debu
yang menepel di wajahnya
apakah debu itu bernama ekstasi, daun ganja
dan segala macamnya
yang telah membunuh jutaan ummat manusia
dan saat ini mengintai generasi kita
Genggam erat bendera itu
dan tancaplah diatas bukit bukit batu
kepalkan tinjumu dan berteriakklah dengan lantang
bahwa engaku pemuda pemberani
yang pasti sanggup berkata
tidak
untuk bujuk rayunya
inilah jalan lurus menuju taman-taman wangi
tempat di tumbuhkannya kembang mawar dan
bunga matahari
ketika sore akan tiba
letakan lelahmu
dan biarkan kaki mu melangkahi kesunyiannya
karena hari yang kian tua.
Engaku harus berani
Atas nama beribu rasa sakit yang mengancam cinta
Engkau harus berani menepis debu
yang menepel di wajahnya
apakah debu itu bernama ekstasi, daun ganja
dan segala macamnya
yang telah membunuh jutaan ummat manusia
dan saat ini mengintai generasi kita
Genggam erat bendera itu
dan tancaplah diatas bukit bukit batu
kepalkan tinjumu dan berteriakklah dengan lantang
bahwa engaku pemuda pemberani
yang pasti sanggup berkata
tidak
untuk bujuk rayunya
inilah jalan lurus menuju taman-taman wangi
tempat di tumbuhkannya kembang mawar dan
bunga matahari
ketika sore akan tiba
letakan lelahmu
dan biarkan kaki mu melangkahi kesunyiannya
karena hari yang kian tua.
Engaku harus berani
0 komentar:
Posting Komentar